Tuesday 4 December 2018

Situs Kuno Sumur Wanabadra Di Desa Wanamulya Pemalang

Diawali dari rasa penasaran warga menurut dongeng dan cerita di Dusun Wanasari Desa Wanamulya konon ada sebuah sumur kuno yang di buat dari jaman para Wali,  dari pada menjadi buah bibir yang tidak jelas akhirnya akhirnya warga sepakat dengan suka rela menggali tempat yang diduga terletak sumur kuno itu.
“Warga kami sudah menggali lubang di beberapa titik sampai sedalam 4,5 meter dan untuk yang keempat kalinya baru ketemu sumur tersebut,’’ kata Riski, Senin (16/10). Sumur tersebut berada di pekarangan kosong milik Dalmuji yang sebelumnya sering dikunjungi orang dari luar Pemalang. Lokasi itu juga sering menjadi tempat pemberangkatan pawai Muharam yang sudah menjadi tradisi Desa Wanamulya. Karena itu ada sekelompok anak muda yang ingin membuktikan kalau di pekarangan tersebut ada sesuatu yang menarik.
’’Ada cerita kalau di tanah ini adalah tempat singgah syech Maulana Magribi yang membangun sumur, karena itu anakanak muda ingin membuktikan dan mencari sumur tersebut,’’ katanya. Pencarian sumur diawali dengan musyawarah warga dengan mendatangkan tokoh masyarakat, agama, paranormal, serta peneliti dari Universitas Padjajaran, Bandung.


Saat menggali untuk yang keempat kalinya, di kedalaman 2,5 meter warga menemukan gerabah kuno dan bata merah. Penggalian kemudian dilanjutkan hingga ketemu sumur tersebut. Tanah lokasi sumur tersebut sebelumnya adalah tempat tumbuh pohon kelapa. Pohon tersebut kemudian ditebang kemudian tanah di bawahnya digali. Pemerhati cagar budaya, Ruslan Nolowijoyo mengatakan, temuan sumur Wanabadra bukan mengada-ada.
Sumur tersebut merupakan peninggalan masa lalu, diduga peninggalan zaman wali. ’’Pendapat warga setempat tidak berlebihan sebab batu bata yang ditemukan menunjukkan barang tersebut dibuat pada masa peralihan atau runtuhnya Majapahit dan berkembangannya Islam di tanah Jawa,’’ kata Ruslan. Adapun bejana berupa kluwungan merupakan gerabah, diperkirakan buatan masa setelah berdiri kesultanan Demak.(K40-62) (sumber: Suara Pantura edisi 17 Oktober 2017 )
Perlu perlu kami sampaikan pula bahwa namanya sejarah tak lepas dari versi, pro dan kontra, namun demikian ini bagian dari sejarah dan budaya yg perlu kita gali agar bisa diketahui anak cucu, dan tidak hilang begitu saja ditelan masa. Nilai dan kearifan lokal sangat penting bagi sebuah bangsa dan negara.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan beri komentar, dan terimakasih atas kunjungannya